Tuesday, August 26, 2014

Memilih Presiden (ala Cak Nun)

Hari Sabtu kemarin saya sempatkan untuk mendengar keluh kesah tentang PEMILU di negeri ini dari teman-teman di kampung. Bisa jadi, sampeyan sudah pernah membaca tulisan ini. Sengaja saya comotkan tulisan EMHA ini dan sisipkan dalam blog celometan ini, untuk meminta kata "Aamiin" ketika sampeyan selesai membacanya.  Peace dan salam tiga jari :-) Wallohualam (Prahoro Nurtjahyo, Selasa 26 Agustus 2014)
===========================
Essai:  Emha Ainun Nadjib (21 Maret 2014)
Kalau kita makan, kita punya kekuasaan terhadap yang kita makan. Kalau kita memilih makan nasi uduk, itu kita perhitungkan kita membelinya di suatu warung yang kita mampu mengontrolnya. Kalau nasinya ada krikilnya kita protes, dan kita punya pengetahuan apakah nasi ini beracun atau tidak, basi atau tidak. 
Setiap pilihan resikonya adalah harus disertai kesanggupan untuk mengontrol sesuatu yang kita pilih. Di situlah kelemahan kita sebagai bangsa Indonesia. Kita harus memilih pemimpin tanpa sedikit pun ada kesanggupan untuk mengontrol pemimpin yang kita pilih itu.