Wednesday, December 11, 2013

Takkan Selamanya

Bisa jadi pengalaman hidup saya ini, pernah sampeyan alami. Bisa jadi, apa yang saya alami ini, akan sampeyan alami juga. Karenanya, saya tulis ini di Blog Celometan untuk berbagi pengalaman, mumpung Alloh masih memberi kita kesempatan. Kalau nafas sudah tidak ada lagi, maka itulah harga sebuah penyesalan.

Saya temui lelaki tua ini dua minggu yang lalu.  Tinggal sendiri di rumah gedhong di ujung gang kampung. Dulu sering kami bercanda dan saling berolok bahwa rumah itu lebih cocok dan mirip dengan kantor kecamatan dari segi ukurannya, ketimbang rumah untuk bertempat tinggal. Dan memang benar, kalau sampeyan sempat mampir ke gubuk lelaki tua ini, akan sangat kaget, bahwa rumah seluas itu ternyata hanya dihuni oleh dua orang saja. Lelaki tua ini adalah Bapak saya.



"Takkan selamanya tanganku mendekapmuTakkan selamanya raga ini menjagamu

Seperti alunan detak jantungkuTak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yang memudarAtau cinta yang telah hilang"