Monday, January 13, 2020

Kebutuhan atau Keinginan?

Ketika sampeyan dan saya yakin bahwa apa yang sedang kita ikhtiarkan saat ini akan memberikan keberkahan bersama, maka jangan pernah menyerah karena jalan untuk mewujudkannya akan serta merta terbuka dengan sendirinya. Tanpa sampeyan harus minta karena Tuhan akan memberikan akses jalan toll. 🙏

Sebaliknya, kalau rasa dan hati sampeyan masih muter-muter untuk menempatkan olah laku mana yang seharusnya dilakukan, sebaiknya sampeyan menata diri lagi agar lebih firm. Artinya, sampeyan masih binun. 😃

Kebingungan adalah buah dari ketidak-sinkronan antara apa yang pernah diungkapkan dengan perbuatan. Dan, khilaf, itu umumnya terjadi sekali. Ketika munculnya ketidak-sinkronan ini lebih dari sekali, apakah memang ini masih pantes disebut dengan khilaf atau saya sebenarnya yang salah mengerti selama ini? Akankah yang seperti ini akan berulang lagi? Embuh 🙇

If you are joking or playing around right now, then I am telling you that your jokes are not funny nor your playing are not fun. 😧


Tidak semua yang kita mimpikan akan hadir menjadi kenyataan. Mengapa demikian? Karena Tuhan hanya akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Itulah sebabnya, kekecewaan itu tidak seharusnya ada kalau pemahamaan tentang kebutuhan dan keinginan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. 

Manusia tidak dilahirkan hanya sekedar untuk melewati proses tumbuh menjadi besar, kemudian bekerja, menikah dan akhirnya kembali ke sang Khalik. Bagi saya, manusia dilahirkan untuk dapat memberi warna dunia dengan nilai yang lebih baik. Makanya walaupun kita nanti akhirnya akan mati, untuk matipun kita masih diberi pilihan. Kalau diijinkan untuk memilih, tentu kita menginginkan mati yang khusnul khotimah. Aamiin 🙏. Iya to?

Karenanya, sampeyan tentu bersepakat, bahwa kita berjalan di muka bumi ini dengan sebuah alasan. Kalau sampai sekarang, sampeyan belum juga tahu apa alasannya, janganlah pernah berhenti untuk mencari tahu. Kalaulah perjalanan panjang sampeyan dan saya yang sudah sejauh ini, masih juga belum membulatkan tekad untuk duduk bersanding, maka saya tidak tahu lagi apa yang sebenarnya sampeyan harapkan atas semua ini. 

Sampeyan tahu? Bahwa cinta yang beneran memang tidak pernah tepat waktu. Selalu datang di waktu yang salah dan munculnya di tempat yang salah pula. Inilah ujian yang sebenarnya. Jangan pernah berharap untuk menjadi kenyataan kalau sampeyan masih belum mempunyai tekad yang serius untuk mewujudkannya. 

Tentang waktu, saya paham jika yang sudah sampeyan keluarkan untuk semua ini, sangat berharga. Tentu, sampeyan juga tidak boleh lupa, bahwa waktu orang lain pun sama nilainya. Tidak mudah menyisihkan waktu untuk menjadikan impian menjadi kenyataan. 

Jangan pernah berharap banyak, akan mimpi-mimpi yang kita bangun ke depannya, kalau usaha yang dilakukan levelnya masih ala-kadar nya. Kalau yang tampak di permukaan itu memang benar adanya (ala-kadar nya saja), apakah worth it yang kita usahakan bersama ini?  apakah memang serasi antara apa yang dikerjakan dengan apa yang pernah kita ikrarkan bersama? 

Pertanyaan yang harus sampeyan cari jawabannya dari semua ini adalah apakah yang selama ini kita lakukan adalah yang kita inginkan, atau yang kita butuhkan🙏

Kalau sampeyan yakin bahwa ini semua adalah apa yang sampeyan butuhkan, maka jangan menunggu datangnya keajaiban. Mengapa? Karena keajaiban belum tentu datang sekali dalam kehidupan manusia, termasuk sampeyan dan saya. Don’t count on it. Keajaiban hanya muncul untuk orang orang pilihan. The Chosen One. Oleh karena itu, jangan disia-siakan setiap kali ada kesempatan yang muncul di depan sampeyan. Saya sarankan ketika kesempatan itu muncul, segera sampeyan sambar sebelum ambyar berantakan. 😊 Wallohualam (Prahoro Nurtjahyo, 14 Jan 2020).

No comments: