Saturday, May 31, 2014

Oleh-Oleh Camping


Terkadang nikmat itu datangnya bertubi-tubi dan kebablasan. Adalah tugas kita untuk membendungnya. Kalau tidak, maka besar kemungkinan kita akan overwhelm dengan kenikmatan itu dan akhirnya lupa. Kita lupa kalau ternyata yang namanya “nikmat”-pun sebenarnya adalah bagian ujian dari-Nya. Iya to?

Tidak terasa, sudah seminggu ini saya lewati kenikmatan dua malam di hutan itu. Kalau dalam tulisan ini sampeyan tidak merasakan adanya “penyesalan”, karena memang itulah yang sedang saya rasakan. Apapun kesan sampeyan tentang acara dua malam itu, bukanlah sesuatu yang penting bagi saya. Kenapa? Karena kalau saya melihat sampeyan bisa tersenyum, that is enough. Itu sudah cukup membuat saya untuk ikut tersenyum juga.

Dan saya yakinkan kepada sampeyan, ketika saya menulis di celometan ini, saya tersenyum untuk sampeyan semua karena kenikmatan yang sedang saya rasakan.

Paling tidak, saya menemukan tiga kenikmatan selama dua malam itu. Kenikmatan yang pertama adalah sharing. Ketika kami sampai di lokasi campsite, as predicted, malam datang bersamaan dengan kedatangan kami. Meskipun jauh dari awal saya sudah coba untuk meng-antisipasi-nya, toh “keributan sharing” itu tetap terjadi. Malam itu, saya benar-benar merasakan nikmat “Kalah Tanpo Wirang” (Baca: Kalah tanpa harus malu).  Sudah lama saya tidak paham dengan falsafah Jawa yang satu ini, tetapi malam itu, saya benar-benar tahu apa makna dari filsafat itu.