Wednesday, May 17, 2017

Menuju Peradaban

Saya sangat yakin bahwa seorang yang pernah terjun langsung di lapangan, akan mampu bercerita lebih baik dan "lebih menantang" ketimbang 1000 orang ahli yang hanya berkutat dengan analisa di atas kertas saja. Siapapun mereka yang pernah bersinggungan langsung dengan stakeholder-nya, akan memberikan gambaran permasalahan yang ada menjadi lebih mudah, lebih utuh dan lebih hidup. Iya to? Itulah sunatulloh dalam bermasyarakat agar saling mengenal satu dengan yang lain. 

Makanya, kalau sampeyan menjadi seorang pejabat, maka bersiaplah untuk mengenal stakeholder sampeyan. Bersiaplah untuk menyediakan waktu dan tenaga buat mereka. Siapapun pejabat yang mampu mem-bumi dengan masyarakat, akan sangat membantu menentukan kebijakan yang tepat sasaran khususnya yang menyangkut keadilan sosial. Dengan pernah terjun ke lapangan secara langsung akan memberikan nilai lebih, ketika sampeyan harus fight untuk membela kesejahteraan rakyat bangsa ini.

Ada baiknya sampeyan sering sering berkunjung ke daerah bukan hanya sekedar melihat kemegahan airport-nya, tetapi juga untuk melihat potensi sumber daya alam yang ada secara langsung di daerah tersebut.

Ada baiknya sampeyan sering sering ikut mandi di sungai yang berkelok di negeri ini, supaya sampeyan paham sekali betapa keberadaan air bersih sangat diperlukan oleh saudara-saudara kita ini.

Thursday, May 11, 2017

Membaca Bahasa Media


Saya sudah sering sampaikan ke sampeyan semua, “Jangan terlalu percaya dengan apa yang diberitakan oleh media sosial. Keadaan yang sebenarnya bisa jadi jauh melenceng dari apa yang diberitakan. Bahkan, lebih bengis lagi, kalau isinya “sengaja” untuk mengalihkan isu yang sebenarnya terjadi.” Betul?  Bukan rahasia lagi, kalau sekarang banyak media sosial menjadikan dirinya “The Hitman”, untuk kasus-kasus tertentu sesuai pesanan. Tergantung dengan dealnya, “Wani piro?”

Kalau kita sudah tidak mampu lagi mengontrol keakuratan isi berita dari media sosial, maka yang harus kita benahi adalah sistem alarm yang terletak di nurani dan hati kita. Dua piranti itu setiap saat harus ON, untuk meyakinkan semua berita yang masuk dalam otak kita dapat tersaring dengan baik. Dua piranti yang saling cross-check. 

Mengapa ini menjadi penting? Mohon maaf, saya harus katakan bahwa masyarakat kita ini belum terlalu siap dengan teknologi Whatsapp (WA) atau sejenisnya.  “Membaca dengan seksama” bukanlah kebiasaan masyarakat kita. Budaya kita masih membaca yang leterleg apa yang tertulis, tanpa melihat “Apa sih maunya si penulis yang sebenarnya?”.


Sunday, May 07, 2017

Kedamaian Dalam Kesemrawutan

Seringkali dalam hidup ini, kenangan apik yang tersimpan dalam memori justeru terbentuk dari kejadian-kejadian yang menjengkelkan karena ketidaknyamanan, ketidaksingkronan, ketidaklogisan atau apapun namanya yang berseberangan dengan logika. Anehnya, ketika kita mengingat kejadian-kejadian tadi, malah menjadikan bibir kita merekah tersenyum karena buah kekonyolan-kekonyolan yang terjadi.

Tiga hari saya berada di India, negara yang dari sisi culture sangat dekat dengan negara kita. Kalau selama ini informasi tentang India saya dapatkan dari pilem-pilem bollywood, dengan jogetan-nya, maka kali ini saya mengalami dan melihat India dengan semua 6 panca indera yang saya punya. 


Tentu saja, pengalaman tiga hari bukanlah waktu yang cukup untuk memberikan gambaran kehidupan negara ini yang seutuhnya. Juga, pengalaman tiga hari bukan justifikasi yang valid untuk menilai apakah sebuah negara itu baik atau tidak. Ini hanya sekedar catatan kecil yang ingin saya share dengan sampeyan semua. Tidak ada niatan yang lebih dari itu.

Saturday, February 04, 2017

Lambe-mu Mas

Saya pikir saya pernah membacanya. Ternyata hanya sebagian dari cerita itu yang terbaca, selebihnya "kelewatan" membacanya. Mungkin sampeyan sama seperti saya, kelewatan juga membacanya sampai akhir cerita :-)
(Sumber: copas dari group sebelah).

Ilmu MATEMATIKA LOGIS
Jika:
A = 1. B = 2. C = 3. D = 4. E = 5. F = 6. G = 7.
H = 8. I = 9. J = 10. K = 11. L = 12. M = 13
N = 14. O = 15. P = 16. Q = 17. R = 18. S = 19
T = 20. U = 21. V = 22. W = 23. X = 24. Y = 25
Z = 26
Maka :

Sunday, January 22, 2017

Kinanti

Mobil sedan hitam itu meluncur dengan pelan dan akhirnya mengantarkan aku pas di depan gerbang Apartemen. Tidak seperti biasanya, malam ini aku melewati jalan Rasuna Said ke arah Menteng. Tidak hujan memang. Beruntung. Kalau hujan, sudah pasti akan lebih malam lagi sampai ke Apartemen. 

Inilah cerita kehidupanku yang baru. Kehidupan Metropolitan yang belum pernah aku jalani sebelumnya dalam hidupku. Dari hingar bingar kemacetan karena kebebasan jalan yang ter-amputasi, sampai dengan ritme bernafas melalui agenda meeting dari pagi hingga petang hari.

Semenjak menginjakkan kaki, Aku tahu kalau kota ini tidak mengenal kompromi. Karena bagi banyak orang, ber-kompromi itu dianggap banci, bukan lelaki sejati. 


Dari sini cerita ini berawal. Sebuah serial Babad Tanah Jawi abad Millenium. Pergolakan perjuangan abad modern tanpa menggunakan senjata, tetapi berbekal pada perang media. 

Padamu Negeri Aku Berjanji. Berawal dari hati dan nurani. Selalu berharap keduanya tidak pernah tertinggal di laci ketika pergi. (1)

Sunday, January 15, 2017

Meet My Claws

Seriously, they broke the wrong parts of me. They cut my wings and forgot I have claws. Ladies and Gents, meet my claws 



Saturday, January 07, 2017

Saling Menemukan

Saya tidak pernah menyesali atas semua yang telah terjadi antara sampeyan dan saya. Bahkan, saya tidak akan menangis untuk sesuatu yang telah berakhir. Sebaliknya, saya akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi di antara sampeyan dan saya.

Mengenal sampeyan adalah sebuah berkah yang tak ternilai harganya. Sebab jodoh tidak saling mencari tapi saling menemukan. Untuk masa lalu kita yang indah, untuk mimpi-mimpi kita yang belum tergapai, saya biarkan mengalir seperti halnya sungai kehidupan ini.....