Thursday, August 22, 2019

Segera Penuhi Hak Mereka

Jumat Baik.  

Kita sering bawel untuk hal hal yang sebenarnya menye-menye tetapi lupa bahwa di belakang itu semua ada pesan yang seharusnya segera dilakukan.  

Memang, sudah sepantasnya kalau posisi Hati-Mulut-Pikiran selalu tegak lurus ketika mata menemukan pemandangan yang ganjil. Mata kita dengan rajin mengirim pesan ke hati untuk bergerak dan berbuat sesuatu. Sialnya, ada saja yang membisiki kita ditengah jalan, sehingga pesan itu hilang entah kemana dan menjadikan hati kita tidak pernah terketuk bahkan untuk terbuka.  

Coba sampeyan perhatikan baik baik foto di bawah ini. Bisa jadi, beginilah orang tua kita dulu berjibaku untuk membiayai sekolah kita. Membawa dagangan untuk dijual, tanpa ada kepastian akan laku atau tidak. Panas dan lelah bukan pemandangan yang mereka tunjukkan ketika sampai di rumah. Senyum mereka selalu mengembang untuk memberi keyakinan kepada sampeyan dan saya bahwa besok masih ada yang bisa dimakan, bahwa tahun depan masih bisa sekolah lagi. 

Kalau masih saja tidak bersyukur akan nikmat yang ada saat ini, pasti sudah ada yang konslet di hati sampeyan dan saya. 

Hari ini Jumat. Hari baik. Segera-kan untuk memenuhi hak orang lain yang bisa jadi adalah kewajiban kita: sampeyan dan saya.

Saya sangat yakin Gusti Alloh tidak menciptakan sampeyan dan saya hadir di bumi ini untuk sekedar chatting jegigisan ribuan lines di WA group. Lebih dari itu, kemudahan teknologi komunikasi tentunya menuntut kita agar sampeyan dan saya lebih bermanfaat untuk orang lain di sekitar kita. Termasuk untuk Bapak yang ada di foto ini. Wallohulam. (Prahoro Nurtjahyo, Jumat Kliwon, 23 Agustus 2019).


Tuesday, August 20, 2019

Naik Kelas

Gegeran di luar sana sudah muncul. Sangat memprihatinkan. Sesama anak bangsa. Sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Ini sakjane masalah komunikasi biasa. Hanya saja menjadi ruwet ketika pelajaran tepo seliro hanya sebatas gagasan belaka. Menjadi lebih runyam lagi ketika ternyata tidak semua orang bisa bekerja sama. Tidak semua orang legowo untuk mengakui kelemahan diri sendiri atau ikhlas menerima kelebihan orang lain.

Banyak yang ingin memperoleh hak istimewa tanpa mau peduli kenapa hak itu “harus” ada padanya. Hhhh khan... njaluk menang e dewe 😊

Melalui media ini, saya ingin mengajak sampeyan untuk naik kelas menjadi masyarakat yang lebih melek terhadap warna dan suasana hati yang ada di sekitar kita, tanpa berprasangka atau mencela. Kalau ada informasi yang tidak sreg, lebih baik segera dikonfirmasikan kevalidannya sehingga syak wasangka itu tiada.

Mari kita budayakan membaca dengan baik tanpa ikut-ikutan kebiasaan “copy and paste” dan sebar. Wallohuallam. (Prahoro Nurtjahyo, Selasa 20 Agustus 2019)


Thursday, August 15, 2019

Persatuan itu Mahal

Saya tersenyum ketika pertama kali saya melihat video di bawah ini. Senyum bangga dan bahagia tentunya.

Paling tidak, ada dua hal yang membuat bibir saya mesem. Pertama, karena lagu ini mampu menghilangkan sekat perbedaan dan justeru memunculkan rasa persatuan. Kedua, karena lagu ini justeru dinyanyikan oleh saudara kita yang di ujung sana, dekat perbatasan.

Setelah beberapa kali berkesempatan melihat dari dekat kehidupan saudara-saudara kita ini, betapa sincere tulus mereka dalam menjalani hidup dan tidak neko-neko. Sangat bertolak belakang dengan sampeyan dan saya.

Alangkah indahnya kehidupan kita jika satu dengan yang lain saling berbagi. Sebaliknya, serasa living in hell ketika satu dengan yang lain saling membenci, saling mencaci berebut untuk sesuatu yang tidak pasti.

Sebagai warga kampung yang komunitasnya lebih kecil, dan lebih homogen, sudah seharusnya dapat belajar dari apa yang ada di sekitar kita. Tidak ada yang lebih indah dalam bermasyarakat selain dari persatuan. Karenanya, Harga Persatuan Itu Sangat Mahal. Mari kita jaga. Wallohullam, (Prahoro Nurtjahyo, 15 Agustus 2019)


Friday, August 02, 2019

Merajut Kembali Mimpi

Sampeyan dan segala kenangan yang pernah kita jalani bersama, adalah alasan bagi saya untuk akhirnya kembali dan memilih tetap di kampung ini. Embel ahh? Tuenan.. suwerr 😁

Bukan pekerjaan yang gampang untuk melupakan sampeyan semua. Ada banyak mimpi yang masih sebatas tulisan dan angan-angan. Asal sampeyan tahu, sampai saat ini mimpi-mimpi itu masih saya perjuangkan. Masih saya pertahankan.

Namun demikian, saya juga sangat memahami bahwa sesuatu yang memaksakan diri untuk lepas, maka sudah dipastikan suatu saat akan lepas. Artinya? Seberapapun besar usaha kita, dia akan lepas juga. Ini berlaku juga untuk sampeyan dan saya.

Sebaliknya, kalau sampeyan dan saya sepakat untuk menjaganya agar selalu utuh, maka InshaAlloh akan selalu bersama-sama.

Tidak ada pilihan yang dapat membuat happy semua orang. Selalu saja ada Blind Spot yang menurut kita karena kita lupa tapi sering terbaca oleh orang lain sebagai alpa. (pelan pelan ya... bacanya yang di bold 😉). Salah baca, nanti artinya jadi menclek.

Untuk itu, jika sampeyan belum merasa nyaman dengan apa yang sudah berjalan selama ini, ada baiknya sampeyan sampaikan. Saya dengan tangan terbuka membuka diri untuk sampeyan. Mau lewat WA atau ketemu muka. Email? Ketoke email wis gak jaman 😂. Saya jabani selama itu untuk kemaslahatan bersama. Wallohualam (Prahoro Nurtjahyo, 2 Agustus 2019).