Indera pendengaran saya jauh lebih cepat mengenal karya SH Mintardja “Nagasasra dan Sabuk Inten” ketimbang indera penglihatan saya (dalam hal membaca). Kisah heroic dengan setting cerita masuknya Islam ke tanah Jawa ini saya kenal pertama kali melalui sandiwara radio pada awal tahun 1980an. Kisah pergeseran kekuasaan dari Kesultanan Kudus ke Pajang dengan segala bumbu penyedapnya.

Karena “kerinduan” yang dalam akan beberapa tokoh pada cerita itulah, maka saya niatkan untuk membaca ulang karya Kyai Mintardja ini (171 episode) dan katam pada akhir tahun 2000. Saya ingat betul tahunnya, lha wong pada saat itu saya lagi pening-pening nya ngerjain riset. Maka buku fiksi inilah salah satu teman pelarian saya kalau semua journal penelitian nggak ada yang masuk ke otak. Buthek!