Thursday, September 11, 2008

Mari Berbagi Doa

Ketika tulisan ini saya kirim, saya masih belum tahu apakah harus evakuasi atau tidak dari Houston. Yang jelas banyak sekali pertimbangannya dan mostly bukan karena materi yang ditinggalkan ketika harus evakuasi, melainkan membayangkan betapa ribet dengan kemacetan yang akan terjadi di mana-mana.

Comfort Zone yang mulai terkikis bukan hanya disebabkan karena kehilangan materi saja. Akan tetapi saya melihat sekarang ini adanya trend pergeseran value di masyarakat ini, dimana persyaratan untuk mutualism tolong menolong tidak lagi didasarkan karena ketulusan belaka. Tulus bukan lagi syarat yang cukup. Hampir perbuatan yang terlihat sebagai bentuk kebajikan, selalu dibarengi dengan perasaan was-was "E jangan jangan ....". Mau level comfort yang bagaimana lagi?

Always take the bright side. Hurricane Katrina (Agustus 2005) di Lousiana adalah tauladan yang baik bukan hanya untuk warga di Lousiana saja, tetapi juga kepada warga yang lain. Untuk warga Houston, misalnya, dampak Katrina bukan hanya terlihat secara fisik dari pengungsian warga dari New Orleans ke Houston, tetapi aftermath sosial kehidupan warga Houston akibat bencana ini telah berubah dan terbekas cukup dalam hingga sekarang.


Saya tidak heran dengan statement yang jauh-jauh hari sudah dikeluarkan oleh Authority setempat bahwa stadiun Reliant tidak akan dipakai untuk penampungan para pengungsi. Masih terbayang hubungan yang kurang harmonis di Reliant waktu itu antara pengungsi dengan warga "tuan rumah" yang volunteer. Semua bentuk volunteer yang bersifat kemanusiaan dianggap sebagai perbuatan yang memang seharusnya dilakukan. Tidak ada thank you untuk itu. Itulah "kewajiban" dari yang kuat untuk yang lemah.

Mereka lupa, yang volunteer itupun khan masih manusia biasa. Mereka bukan nabi atau rosul. Mereka masih memerlukan bentuk recognization dari segala jerih payahnya. Iya to?

Masih banyak bahasa tubuh yang lain, kalau berurusan dengan pengungsian ini, yang message-nya adalah "Wait a minute, what's the deal here? Who's gonna pay? For how long?".

Evakuasi besar-besaran pernah terjadi di Houston pada akhir September 2005 ketika Hurricane Rita datang menjenguk dan memberikan salam-nya. Ketika itu hampir 2.5 juta warga Houston mengungsi menuju ke luar kota menjauhi garis pantai Texas.

Diperkirakan pada hari Sabtu 13 September 2008 pukul 7:00am adalah mendaratnya Hurricane Ike dari teluk Meksiko ke daratan. Hurricane yang diperkirakan masuk dalam kategori 3 ini akan mempunyai kecepatan angin diatas 170 km per jamnya. Sejak Selasa 9 September 2008 sampai hari ini, prediksi lokasi landfall titik mendaratnya Hurricane sudah bergeser ke arah timur sejauh kurang lebih 250 km. Lokasi pendaratan ini menjadi sangat penting bagi semua pihak (termasuk pemegang authority, perusahaan minyak refinary, maupun warga) karena berkaitan dengan keputusan apakah harus ada evakuasi (mandatory) atau sekedar berjaga-jaga saja.

Mudah-mudahan Hurricane Ike tidak memberikan dampak yang menakutkan seperti yang digambarkan oleh media masa. Kepada yang sudah memberikan keputusan untuk evakuasi, saya mengucapkan selamat jalan dan hati-hati selama perjalanan. Banyak intens dan latihan untuk menguji kesabaran. Bagi yang stay in town, hati-hati juga. Adalah keputusan yang luar biasa "berani" untuk menghadang mother nature.


Saya tawarkan proposal berdoa untuk kita bersama. Mari anda dan saya berbagi doa. Saya doakan keselamatan untuk anda sekeluarga dan sebaliknya, anda berdoa untuk keluarga saya. Hanya saja, khusus yang satu ini, mari kita sama-sama sepakat untuk tulus melakukannya tanpa ada kecurigaan "jangan-jangan". Saya pastikan tidak akan ada korupsi dari doa yang akan saya lantunkan untuk anda sekeluarga. Subhanalloh wal Hamdulillahi wala ilaaha illallohu Allohu Akbar. Laa haula wala quata ilaa billahil Aliyil adziim. (Prahoro Nurtjahyo, Kamis, 11 September 2008)

1 comment:

Anonymous said...

alhamdulillahirobbal alamin......segala sesuatu yang menegangkan saudara2ku di rantau Houston ini telah berlalu seiring dengan telah pamitannya mbah Ike.....tanpa mengajukan proposal ini kami pun telah memanjatkan do'a keselamatan buat saudara2ku semua disana sejak mengikuti berita ttg rencana kedatngan om Gustav,bagaimanapun masih membayang dan membekas kejadian2 yg sempat kami rasakan dulu ketika ada aba2 mbak Rita mau mampir k Houston,mungkin hal itu yg membuat kami serasa ikut merasakan kondisi mencekam dari detik ke detik menyaksikan siaran TV,menunggu kehadiran "dia". Sekali lagi kami mengucap hamdallah atas kejadian yg sudah berlalu ini,semoga ukhuwah yg terjalin makin terajut erat,wallahu alam bishawab,