Monday, March 19, 2007

Ikanpun Juga Berdoa

Dengan langkah yang mantap saya masuk mobil hari Sabtu pagi itu diikuti istri dan ketiga anak saya yang masih ngantuk. Maklum kita sudah bangun sejak jam 3 pagi. Berlagak layaknya seorang pemancing professional saya pesan ke adik saya yang kebetulan tidak ikut mancing, “Nanti siapkan bumbu ikan bakar paling tidak untuk 30an ekor ukuran tanggung”. Sambil saya merentangkan kedua tangan saya seolah menunjukan seberapa ukuran tanggung ikan yang nanti akan didapatkan. Adik saya diam saja dengan muka yang bingung. Seakan mau complain, tapi takut sama kakaknya ini. :-)


Inilah sebuah akibat yang disebabkan karena niat awalnya sudah salah. Lha wong niat mancing ikan kok katanya just for fun. Artinya sudah ada syaraf otak kita manusia yang sudah keblinger karena merasa fun dengan melihat mata kail pancing yang mengenai mulut ikan. Iya khan? Kok ya ada tipe manusia semacam ini. Menari di atas penderitaan mahluk lain :-).

Kalau anda percaya bahwa doa mahluk teraniaya adalah doa yang paling makhbul, maka bisa jadi para ikan ini setiap Kamis malam mengadakan Majlis tagblih akbar secara bergiliran. Doanya bisa jadi banyak macamnya, tapi satu dari doa itu saya yakin akan berbunyi seperti ini, ”Jauhkan kami dari segala godaan umpan para pemancing yang berniat hanya untuk fun”. Dan itulah yang kami alami hari Sabtu kemarin. Sebanyak 8 keluarga yang berangkat dengan niatan just for fun, pulang dengan tangan hampa, alias jomblo. :-(

Ketika semua tumbuhan dan hewan di permukaan bumi ini digariskan untuk “mengabdi” kepada manusia, pada saat yang sama manusia ini telah mengambil take an advantage dari kekuasaan semu ini. Manusia bertingkah seenaknya just for fun. Maka hari Sabtu kemarin harus dipahami sebagai bagian dari upacara ruwatan membuang sial dan perlu meluruskan niat bahwa segala sesuatunya untuk ibadah. Jadi niat apa yang perlu diluruskan? Wow..banyak. Diantaranya adalah niat ibadah dengan cara membawa istri keluar dari loop rutinitas kegiatan segitiga dapur-sumur-kasur. (Hmmm sorry :-)) Kemudian niat ibadah dengan membawa anak mengenal alam ciptanNya dan bukan hanya sekedar bermain video game saja. Di tambah lagi, niat ibadah bersilaturahmi dengan teman-teman seperantauan di kampung yang besar kemungkinan belum saling kenal sebelumnya. Dan yang lebih penting lagi adalah berniat untuk ibadah demi mengurangi jumlah populasi ikan di pesisir laut dekat kampung kami :-)

Jadi kepada mereka yang Sabtu kemarin mata kailnya tersangkut ikan, jangan keburu senang dulu. Ada dua tugas utama yang harus anda selesaikan. Pertama, anda harus melihat kejadian ini sebagai fenomena yang lain dimana si ikan yang kena pancing ini adalah bagian dari kelompok ikan yang membangkang. Kok bisa? Ya jelas... lha wong ikan yang lain sedang khusyuk ikut berjamaah tabligh, lha kok ikan ini malah keluyuran dekat pier. Ini justeru ikan pembawa sial. Jadi harus dibuang kembali. Kedua, sebagai bagian dari acara ruwatan, kepada yang berhasil mendapatkan ikan hari Sabtu kemarin, maka ada tugas baru untuk segera membersihkan joran dengan air kembang sebanyak tiga kali :-(.

Sambil mengendap-endap pulang saya yakinkan kepada adik saya bahwa ada acara bakar ikan di rumah teman kampung sebelah. ”Lho bumbunya ini bagaimana?” tanya adik saya. Saya jawab sekenanya, “Ya nggak apa-apa..buat lain kali saja” Dalam hati saya teruskan kalimat itu,”Buat lain kali saja .... kalau kakakmu ini sudah lurus niatnya” :-) (Prahoro Nurtjahyo, Senin, 19 Maret 2007)

1 comment:

Anonymous said...

Ha..ha..ha.. mantap...mantap...

Kapan-kapan belajar nulis lah..