Friday, November 06, 2009

Merah-Putih di Houston (Part 2)

Organisasi kemasyarakatan Indonesia di Houston tak terhitung jumlahnya. Baik organisasi yang hanya “bawah tangan” bersifat kongkow-kongkow ataupun organisasi yang bergerak dengan memerlukan aspek legalitas untuk operasionalnya. Keberadaan wadah berkumpulnya masyarakat Indonesia ini merupakan response terhadap tuntutan logis dimana setiap manusia memerlukan tempat untuk mengekspresikan ide yang seirama, butuh untuk mengulang atau rindu akan kampung halaman, rindu akan guyonan masa kecil, kangen akan rasa masakan khas kampung, dan masih banyak lagi.


To name a few, beberapa organisasi kemasyarakatan yang saat ini berada dalam territorial Houston adalah IATMI-Houston, IFA, ISRANA, ICMI-Houston, KKIH, FBIC, Keluarga Buddhist Indonesia, Ranah Minang, Riung Pasundan dan masih banyak lagi. Bhinneka Tunggal Ika. Itulah kita. Dari berbagai macam background berkumpul bersama di Houston.


Berangkat dari kejadian gempa yang menghantam Sumatra Barat pada akhir bulan September 2009, telah meng-gerak-kan saudara kita dari Ranah Minang untuk berinisiatif membantu korban bencana dengan melakukan penggalangan dana. Tentunya proposal ini bukan proposal kegiatan yang baru bagi masyarakat Houston karena telah berulang kali dilakukan di Houston.



Apa Yang Beda?
Tidak dapat dipungkiri bahwa factor kedaerahan masih dominant dalam mengambil sikap. Bencana di Tasikmalaya response-nya tidak sebesar sekarang ini dari masyarakat Indonesia di Houston. Apalagi gempa di Yogjakarta kemarin, tidak ada yang bergerak kecuali beberapa individu saja. Kenapa ketika sekarang Padang di goyang, semuanya harus terlibat?


Kegiatan kali ini kita mencoba menggunakan formulasi yang berbeda dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Masyarakat Houston sudah waktunya mempunyai sebuah platform untuk meresponse apa saja yang terjadi di luar komuniti Houston. Baik itu bersifat kemanusiaan jangka pendek maupun yang jangka panjang. Selama ini kegiatan masyarakat Indonesia lebih bersifat parsial dan temporal, tergantung dari jumlah massa yang terlibat. Kalau organisasinya mempunyai resources yang cukup, besar kemungkinan akan dapat terwujud.

Secara kebetulan saja, gempa di Sumatra Barat adalah proyek pertama dari formulasi baru ini. Formulasi yang dipakai adalah semua dana yang terkumpul dipool dalam account ISRANA. Organisasi ini sudah memperoleh pengakuan dari aspek legalitas di US sebagai non-profit organizasi dan sudah mengantongi 501 (c ) (3). Untuk selanjutnya, dana yang terkumpul akan digunakan untuk mewujudkan tiga program, yaitu: 3 sekolah darurat, 100 rumah darurat, dan 20 MCK.

Ini adalah kegiatan masyarakat Indonesia yang pertama kali yang berusaha untuk mengawal dana yang di-amanah-kan dari para donator di Houston sampai ke daerah bencana dalam bentuk program seperti yag sudah disampaikan baik melalui presentasi maupun proposal.

Tentunya, inipun kegiatan ISRANA yang pertama, karena selama ini jam terbang ISRANA lebih terfokus untuk pemberian scholarship keberlangsungan pendidikan bagi saudara-saudara kita di tanah air. Sebelum melangkah lebih jauh dan gegabah dalam mengambil keputusan, review terhadap charter ISRANA dilakukan. Dari hasil review diputuskan bahwa sebagai kegiatan perdana akan lebih aman untuk ISRANA tidak bermain dalam daerah abu-abu. Sebagai konsekuensinya, 4 local partner yang semula ditunjuk, akhirnya mengerucut menjadi 1. Organisasi local PKPU akhirnya ditunjuk sebagai pelaksana dan partner ISRANA di Indonesia karena reputasi yang sudah mendapatkan recognization dari International entity seperti yang disampaikan oleh US Embassy di Seoul dan Pakistan.

Sudah barang tentu, ini tidak berakhir disini. Arena kita masih luas dan kita melihat betapa masyarakat Indonesia di Houston dapat berbuat lebih banyak jika dapat memanfaatkan keberadaan ISRANA sebagai lembaga non-profit di US ini. Adalah homework bagi kita masyarakat Indonesia di Houston untuk memberikan peluang ke semua lembaga kemasyarakatan yang professional di Indonesia yang dapat digunakan sebagai local partner ISRANA. Berkaitan dengan issue ini, telah ditunjuk team yang akan mempelajari organisasi kemanusiaan yang ada di tanah air yang nantinya dapat di-sinkron-kan dnegan ISRANA atau sebaliknya.


Dana
Target dana yang dikumpulkan adalah USD 65,000.00. Terkumpul sampai hari ini USD 61,439.00 (dengan perincian dari Masjid di kawasan Houston USD 38590.82, Food Bazaar: USD 14,306.0). Detail informasi keuangan dapat dilihat di website http://www.indonesianrelief.blogspot.com/

Pekerjaan Yang Masih Menunggu Kita
Beberapa target waktu yang sudah direncanakan akhirnya terpaksa mundur karena alasan “safety” untuk semua komponen yang terlibat. Banyak kontribusi yang masih memerlukan komitmen dan tenaga untuk menyelesaikan kegiatan ini sampai akhir dengan senyuman.

Program ini sudah mendekati pada tahap akhir pengiriman dana yang terkumpul untuk mewujudkan tiga program yang sudah disampaikan di atas. Ada yang banyak dibenahi. Memang, we admit that. More or less, itulah yang saat ini sedang kita persiapkan dalam waktu satu – dua minggu ke depan.

Inilah langkah kecil, tabungan kecil dan effort kecil untuk persiapan di masa depan yang sudah pasti akan datang. Kalau tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi? Kalau tidak kita yang memulai, siapa lagi? Kalau tidak dimulai dari Houston, dari mana lagi?


Contact Person
Benyamin Rasyad, 832-275-6289, brasyad@aol.com
Andrew J. Huang, 281-827-5666, andrewjh@prodigy.net
Rito Dwiputra, 713-834-7990, rdwiputra@yahoo.com

No comments: