BAGIAN 4 (Tamat)
Son, this is the last chapter of the total four sequel stories. The first chapter (BAGIAN 1) brought you back to where you were. The last two chapters (BAGIAN 2 and 3) shaped who you were. Utilize your time flawlessly, before moving from one chapter to another. You do not want to break the chain just by skipping the reading, do you? (Prahoro Nurtjahyo, May 5, 2013)
Hidup manusia ini memang sangat-sangat singkat. Sesingkat mata berkedip. Tahu-tahu sudah pukul 5 sore, padahal masih banyak tugas kantor yang belum terselesaikan. Tahu-tahu sudah hari minggu malam, padahal baru saja kemarin rasanya istirahat dari capeknya kerja seminggu. Tahu-tahu anak akan masuk ke college padahal rasanya baru saja kemarin kita gendong dia. Dan, masih banyak tahu-tahu... tahu-tahu... yang lain seabreg yang kita baru menyadarinya belakangan.
”Tahu-tahu” adalah salah satu bentuk dari ”keteledoran” kita dimana tabiat manusia yang selalu bermain dengan waktu dan sering lupa bahwa waktu bukanlah sesuatu yang bisa ditawar atau di-bargain. Karena begitu lewat waktu Maghrib, sholat sampeyan bukan lagi sholat Maghrib namanya, tapi sudah menjadi bagian sholat Isha. Demikian juga seterusnya.
Waktu akan terus berputar, tidak peduli berapapun harga bargaining yang sampeyan tawarkan untuk membuatnya berhenti, walaupun itu hanya untuk sesaat saja. Ini adalah tik-tok-tik-tok dari Alloh dimana you just cannot bargain it. You live with it. Nafas kita sejalan dengan tik-tok-tik-tok tadi. Ketika tik-tok-tik-tok berhenti, maka berhentilah jantung kita. Jadi, jangan sekali-sekali menawar harga untuk tik-tok-tik-tok ini kalau sampeyan belum mengukur resiko yang nanti akan sampeyan hadapi.
Saat ini saya sedang berhadapan dengan tik-tok-tik-tok itu. Anak lanang (baca: laki-laki) saya yang mbarep (baca: sulung), tahu-tahu sekarang ini sudah akan masuk ke College. Padahal, rasanya baru kemarin dia ini menemani saya setiap hari minggu untuk kerja loper koran karena memang kebutuhan kami yang pas-pasan dalam mencukupi hidup ini. Dengan riangnya dia membawa koran edisi hari minggu yang tebal dibawa dari satu lantai apartment ke lantai berikutnya. Kemudian berpindah dari satu komplek apartement ke komplek berikutnya. Begitulah kami sangat menikmati kehidupan dan arti kerja malam selama masa topo-broto waktu itu. Sampai-sampai ketika dia ditanya, ”Pingin jadi apa kalau nanti sudah besar?”, dengan bangganya dia berkata, ”Aku pingin kerja loper koran, kayak Ayah”.
Kalaulah college time ini adalah starting point untuk berpisah antara orang tua dan anak, then this is the time. Ini salah satu masa tersulit yang pernah kami rasakan karena ternyata masih banyak hal yang ingin saya sampaikan kepada dia sementara time is limited. “Where were you in my life, Dad?”
Tentu saja, saya bisa berbohong dengan diri sendiri, bahwa saya masih bisa mengunjungi dia sebulan sekali atau bahkan seminggu sekali toh masih dalam jarak tempuh mobil kalau hanya satu atau dua jam perjalanan. That is just bullshit. Just face it, once you are at different locations, you will be busy with your own stuff. Lambat laun akan terlupakan, bahkan kalau telponpun pasti ketika sedang “perlu” saja bukan karena rutin komunikasi antara seorang anak dan orang tua. Bukankah seperti itu potret yang sedang kita lakukan terhadap orang tua kita saat ini?
Tentu saja, saya bisa berbohong dengan diri sendiri, bahwa saya masih bisa mengunjungi dia sebulan sekali atau bahkan seminggu sekali toh masih dalam jarak tempuh mobil kalau hanya satu atau dua jam perjalanan. That is just bullshit. Just face it, once you are at different locations, you will be busy with your own stuff. Lambat laun akan terlupakan, bahkan kalau telponpun pasti ketika sedang “perlu” saja bukan karena rutin komunikasi antara seorang anak dan orang tua. Bukankah seperti itu potret yang sedang kita lakukan terhadap orang tua kita saat ini?
Like or not, kita harus banyak belajar tentang arti keikhlasan untuk berpisah. Karena pada akhirnya, kita semua akan berpisah dengan orang-orang yang saat ini sangat kita cintai: orang tua, istri, suami, anak, kakek, nenek, dan lainnya.
My Son, I write this Personal Notes so that I do not need to rephrase every time when I am not at the same place as you are. That way, you know what I am doing and why I am doing this.
Le anak-ku lanang,
Dalam setiap langkah kehidupan ini, kita hanyalah sebuah bidak. Semua langkah sudah ada yang mengatur. Untuk itu, selalu ingatlah kepada Alloh sang Maha Pengatur. Karena hanya Dia yang yang dapat menolongmu. Carilah ridlo-Nya disetiap langkahmu, karena hidup ini menjadi tidak berarti tanpa ridloNya itu. Tegak-kan sholatmu, karenanya Alloh akan sangat sayang kepadamu. Kepada anak-anakmu kelak, inilah urusan pertama yang hendaknya kamu segera khatam-kan.
Le anak-ku lanang,
Waktu terus berputar. Generasi lama akan segera hilang, generasi baru akan muncul menggantikan. Ingatlah, kamu tidak akan hidup selamanya. Dan, kami tidak akan menemani-mu selamanya. Belajarlah dari kesalahan kami orang-tuamu untuk berjalan ke depan. Berhati-hatilah dalam melangkah, karena semua perbuatan kita akan dimintakan pertanggungjawabannya oleh–NYA.
Le anak-ku lanang,
Jagalah Ibu-mu jika ayahmu sudah tiada. Engkaulah orang pertama yang harus membuatnya tersenyum ketika Ayahmu tidak lagi dapat membuatnya tersenyum. Ayah pasrahkan semua adik-adikmu ketika kami nanti sudah tiada. Bersikaplah adil terhadap mereka, karena engkaulah Wali yang sah buat mereka.
Le anak-ku lanang,
Jagalah emosi-mu dan belajarlah untuk memahami kapan engkau harus menggunakannya. Keberanian-mu selama ini sudah cukup bagi ayahmu untuk percaya bahwa engkau mampu berjuang dengan tangan-mu, karena itu akan jauh lebih baik daripada hanya dengan hati-mu. Janganlah takut dengan hukum manusia kalau itu sudah berhadapan dengan hal yang principal. Beranilah pada sesuatu yang engkau yakini kebenarannya. Ingatlah... Ksatria dari Mahabharata itu (Baca: Bagian 3) tidak akan mati kecuali karena dia sendiri yang memilih waktu dan oleh siapa. Karena dia tahu, bukan ajal yang dia takutkan. Dia datang menjemput ajalnya sendiri karena commitment yang sudah terlanjur dia ucapkan.
Le anak-ku lanang,
Jaman-mu akan berbeda dengan jaman ayahmu. Tantangan mu akan sejalan dengan perkembangan yang ada pada masa generasimu. Satu hal yang tidak mungkin dihindari adalah gejolak jatuh cinta dengan lawan jenismu. Sunatulloh itu bagian alami yang suka atau tidak, engkau akan menghadapinya. Takutlah akan murka Alloh. Karena kutukan DIA, tidaklah membuatmu nyaman berjalan di muka bumi ini. Segeralah menikah jika memang itu lebih baik daripada berbuat dosa. Janganlah engkau takut bagaimana engkau akan hidup karena semua rizki datang dari Alloh.
Kedudukan sebagai orang tua bukanlah sebuah jaminan lebih baik perilakunya dibandingkan dengan anak-anak nya. Banyak sekali ternyata tingkah polah orang tua yang selama ini harus dikalibrasi ulang setelah berinteraksi dengan anak-anaknya. Banyak kekhilafan yang sering kita lakukan sebagai orang tua tanpa disadari. Dan saya tidak mengingkari akan kekhilafan itu.
Yang perlu kita renungkan adalah ”Bagaimana kita berharap mempunyai anak yang sholeh jika kita sendiri tidak sholeh? Janganlah berharap doa dari anak kita, sementara kita sendiri tidak pernah membacakan doa untuk orang tua kita sendiri.”
"Ya Alloh, telah KAU titipkan dia kepada kami. Cara menjaga kami, tidaklah se-sempurna ENGKAU menjaganya. Cara mendidik kami, tidaklah se-sempurna ENGKAU mendidiknya. Ya Alloh.. ampunilah dosa orang tua kami, dosa kami, dosa anak-anak kami dan Jagalah iman kami, karena hanya ENGKAU yang dapat menjaga hati manusia."
Burung itu sedang bersiap untuk terbang. Le, anak-ku lanang, terbanglah yang tinggi. Tuliskan di langit sana apa saja yang engkau lihat di bumi ini. Tuliskan juga di muka bumi ini, apa yang kau lihat dari balik awan sana. Bagilah rasa-mu, sehingga semua orang tahu apa yang kamu rasakan. Bermanfaatlah bukan hanya untuk dirimu sendiri. Again, Happy Birthday Bisma! (TAMAT)
8 comments:
Selamat Ulang tahun mas Bisma Pradana Pics. Jadi lah kebanggaan orang Tua dan teman2nya orang Tua...... Nderek bingah
Hadiah ultah anak yg teramat indah mas,saya terharu sangat. Doa saya menyertai untuk sang putra.
semoga sisa umurnya semakin berkah ya mas Bisma Pradana.... jadi anak yang shaleh kebanggaan Allah, agama dan orang tu. Aamiin.
Absolutely, positively one of the best writings I've read!
Happy B'Day Bisma Pradana... sehat selalu, and semakin dewasa kepintaran nya...Aamiin
Selamat ulang tahun Bismo. Panjang umur, berkah dan happy.
Janganlah kau ragu Dan janganlah kau bimbang ,semuanya akan berjalan lancar seandainya kau ingin lakukan sesungguhnya ,good luck Bisma Pradana,success always,happy birthday.
berarti tante Linna Prahoro itu dewi Gangga ya? hehehe #wayang #mahabharata
Post a Comment