Kami tinggal di kampung Katy yang kecil. Meskipun mungil, tetapi di kampung ini kami dapat menemukan hampir semua bahan makanan, jenis makanan atau kuliner dari macam-macam taste. Mulai dari restaurant yang ala Mexico, Italia, Chinese, sampai Thailand. Mulai dari yang rasanya manis, masam sampai asin. Mulai dari yang pedasnya biasa-biasa, setengah biasa sampai yang pedes-nya bener-bener membikin perut mules. Komplit!
Kali ini, saya ingin share tentang common misconception dari apa yang pernah saya lakukan dalam hal how to manage food. Saya pernah mengikuti seminar Weight Management di Methodist Hospital West Campus Katy di dekat rumah. Setelah ikut satu jam seminar, ternyata bikin juga keder. Bukan karena program-nya yang tough dan tight, tetapi saya keder karena takut akan komitmen apakah saya bisa commit dengan program semacam ini. Pendekatan yang dipakai lumayan radical dengan 3 tahapan dan relatively costly. Setahun sampeyan bisa keluar biaya at least USD 5000. Memang untuk yang namanya sehat, Priceless adalah harganya. Sky is the limit.
Mengapa program seperti ini sering tidak laku atau tidak dapat berjalan as planned? Masalah dasarnya adalah ketidak-pahaman akan konsep program-nya. Sehingga apapun weight management program yang akan diikuti, nanti akan kembali lagi end product-nya. Dalam istilah medis, para dokter menyebutnya dengan sebutan Yo-Yo Concept. Bouncing up and down. It is easy to lose weight but also easy to gain it back.
Hal lain yang sering kita lupa adalah "yang tahu seluk beluk tubuh sampeyan itu, ya tentunya adalah sampeyan sendiri". Iya to? Jadi, diet tertentu yang cocok untuk orang lain, belum tentu cocok untuk sampeyan. Intinya, sampeyan sendiri-lah yang jadi dokter, yang harus "do the homework" untuk tahu sistem tubuh yang sampeyan punyai. Bagaimana caranya? Nah... see below.