Sunday, November 23, 2014

Kenangan Terindah

Saya paksakan tulisan ini keluar di Blog Celometan seminggu lebih awal hanya untuk menjemput sampeyan. Kata "paksa" memang sering mempunyai konotasi yang negatif. Tidak ada perkecualian, hal yang sama juga berlaku untuk saya. Mengapa? Karena dipaksakan, maka consequences sudah pasti menunggu. Iya to?  Yang jelas, saya sudah katakan ke juragan bahwa untuk bulan ini saya mau libur dulu kolom-nya. Memang belum ada jawaban, tetapi saya sudah yakin ibunda boss akan mrengut (baca: berkerut keningsambil malang kerik (baca: bertolak pinggangdan jelas akan memotong "angka nol" saya sehingga bergelindinganYo wis Ibu... aku rapopo :-)

Minggu depan saya akan punya gawe yang penting. Bagi beberapa orang, mungkin gawe ini hanya acara having fun, tetapi tidak bagi saya. Menurut saya, ini lebih dari sekedar acara plesiran. Ini adalah salah satu dari sekian momentum yang sudah saya persiapkan setahun sebelumnya. 



Tinggal di kampung yang banyak godaan seperti kampung saya ini, kalau tidak pintar-pintar me-manage waktu pada saat Black Friday maka setiap anggota keluarga akan tenggelam dengan self activity masing-masing. Si kecil akan semakin getol dengan game tool-nya (Wii, Playstation atau XBOX) karena merasa long weekend, para teenager akan lebih fokus dengan cell phone and selfie-nya, para bapak sibuk dengan acara TV Sport dan tidur panjangnya, dan para ibu akan spend time dengan "berburu" barang dan belanja di Mall. Sudah rahasia umum. It's Black Friday anyway :-)

Dalam setiap kesempatan, saya wanti-wanti kepada anak-anak saya bahwa dalam perjalanan kehidupan manusia ini, selalu akan melewati jalan yang bumpy, kadang naik dan kadang juga turun. Kita akan berjumpa dengan teman lama dan kawan baru. Dari kawan baru ini, kelak akan menjadi teman lama. Dari teman lama, ada yang keterusan menjadi sahabat, dan dari para sahabat ini bahkan ada yang kebablasan menjadi saudara. Ketika bertemu karena Alloh, dan juga, ketika kita berpisah karena Alloh

Malam ini, anak saya ragil bertanya, "How do we know if he is just friend or best friend?" Saya jawab dengan mantap,"Well, you never know until you are in a very low condition. In that situation, there are only 2 people will stand for you. First, it's your own family and second, it is your best friend."

Karenanya, saya haqul yakin bahwa ukuran sukses kita bukan dinilai dari keberhasilan kita dalam berbisnis, atau posisi jabatan kita di tempat pekerjaan. Akan tetapi, dari cara bagaimana membawa keluarga kita untuk selalu bersama. Mengapa? Karena merekalah yang selalu setia menemani ketika kita berada dalam posisi terpuruk. Makanya, akan sangat ironi kalau pas sedang susah kita kembali ke keluarga, ee...giliran senang-senang kita malahan pergi dengan orang lain. Itu khan bikin sakit hati. Iya khan?

Seminggu dari sekarang, sampeyan dan saya akan melakukannya bersama. Bukan sekedar untuk bersenang-senang, tetapi untuk message yang lebih mulia dari sekedar makan dan tidur di beach house bersama rombongan. Dalam kebersamaan ini, kita akan mencoba untuk mengubah paradigma yang baru tentang arti dari sebuah persahabatan. Bersahabat bukan hanya diantara kita saja, tetapi dengan seluruh keluarga kita. Tentu Gusti Alloh akan tersenyum kalau melihat makhlukNYA rukun dan tidak gontok-gontokan. Iya to? Siapa tahu nanti diturunkan malaikat hanya untuk mencatat kebersamaan kita. Siapa tahu to :-)

Seminggu dari sekarang, sampeyan dan saya akan meninggalkan jejak-jejak kenangan dari langkah kaki kita. Apapun kenangan yang sampeyan ingat 10 tahun lagi dari sekarang, tidaklah penting bagi saya. Yang jauh lebih penting bagi saya adalah kesempatan kita untuk melakukannya bersama dan effort untuk dapat menjadikan moment ini menjadi kenangan yang terindah untuk dikenang. Dan jangan lupa, disetiap akhir sholat sampeyan, untuk diselipkan doa semoga Alloh ridlo karenanya. Aamiin.

Saya akhiri celometan ini dengan harapan, semoga interaksi antara sampeyan dan saya akan langgeng selalu terbawa sampai kapanpun sebagaimana Alloh menghendakinya. Diteruskan oleh anak-anak kita, kemudian cucu-cucu kita dan seterusnya. It's NOT just a friend, it is beyond that. It is family. Mari kita extend pemahaman kita tentang kata "family". Mengapa? Karena dari sanalah kita nanti akan mengukir kenangan indah bersama-sama. Wallohualam (Prahoro Nurtjahyo, November 23, 2014)

No comments: